Minggu, 29 September 2013

Manfaat dan Resiko Naik Motor

Posted by Mochammad Ridwan |

epeda motor adalah sebuah kendaraan yang dapat dengan lincah meliuk-liuk di jalan raya. Oleh karena itu, sepeda motor mendapat julukan kendaraan antimacet, terutama bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar. Sepenuh apapun jalanan oleh kendaraan bermotor, sepeda motor selalu bisa mendapatkan celah untuk melewati kendaraan lain dan terbebas dari kemacetan.
Sepeda motor menjadi kendaraan yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Bisa jadi hal itu karena sepeda motor merupakan kendaraan kelas menengah, tidak terlalu tradisional seperti sepeda dan tidak terlalu mahal seperti mobil. Sepeda motor termasuk kendaraan yang harganya cukup terjangkau oleh masyarakat Indonesia. Apalagi dengan maraknya penawaran kredit sepeda motor oleh dealer sepeda motor yang semakin memudahkan peminat sepeda motor untuk memiliki kendaraan roda dua ini. Tak heran jumlah pengendara sepeda motor semakin meningkat dari tahun ke tahun. Populasi sepeda motor di Jakarta dilaporkan naik 300 persen dalam empat tahun terakhir. Berdasarkan data Polda Metro Jaya sampai tanggal 5 Mei 2010, saat ini jumlah sepeda sepeda motor di Jakarta tercatat 8 juta unit, nyaris hampir sama dengan total jumlah penduduk Jakarta.
Fakta semakin meningkatnya penggunaan sepeda motor menunjukkan bahwa sepeda motor masih menjadi alat transportasi nomor satu di Indonesia. Sepeda motor digunakan mulai dari masyarakat kalangan kelas bawah sampai kalangan kelas atas. Apalagi dengan munculnya sepeda motor matik yang semakin memperluas cakupan pengguna sepeda motor oleh kalangan remaja perempuan dan ibu-ibu. Sepeda motor masih mentahbiskan diri sebagai kendaraan ‘rakyat’ versi masyarakat Indonesia di era modern.
Kelebihan sepeda motor tersebut bukan berarti tak mengandung bahaya. Pengendara sepeda motor rawan terserempet kendaraan yang lebih besar seperti mobil atau bus. Tak sedikit kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena ketidakhati-hatian pengendara sepeda motor.
Apabila terjadi kecelakaan, dampak kecelakaan yang paling parah pun biasanya dialami oleh pengendara sepeda motor. Desain sepeda motor yang terbuka menimbulkan risiko benturan pada seluruh anggota tubuh pengendara sepeda motor yang bisa menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Dampak kecelakaan yang terjadi akan lebih besar bila pengendara tidak menggunakan helm pelindung sesuai standar yang telah ditetapkan pemerintah.
Selain risiko kecelakaan, pengendara sepeda motor pun memiliki risiko mengalami gangguan kesehatan paling besar dibandingkan dengan pengendara kendaraan bermotor lainnya. Bahaya debu, bising, panas, dan psikologis dialami oleh pengendara sepeda motor terutama mereka yang tidak menggunakan alat pelindung spesifik. Gangguan kesehatan yang terjadi bisa berupa gangguan saluran pernafasan, infeksi, heat strain, dan stress. Faktor ergonomi turut memperberat risiko gangguan kesehatan yang didapatkan oleh pengendara sepeda motor. Bagi pengendara yang memakai sepeda motor untuk perjalanan antarkota dan antarpropinsi akan terkena risiko gangguan kesehatan dan kecelakaan yang lebih besar lagi. Hal tersebut berhubungan dengan lamanya perjalanan dan medan jalanan yang lebih berbahaya. Salah satunya, banyak kecelakaan sepeda motor terjadi karena si pengendara mengantuk saat mengendarai sepeda motor di malam hari.
Masalah Kemacetan
Semakin meningkatnya jumlah sepeda motor sering dituding sebagai salah satu penyebab kemacetan di kota-kota besar. Proporsi kendaraan jalan di kota-kota besar lima puluh sampai delapan puluh persennya diisi oleh sepeda motor. Namun, tidak hanya sepeda motor, setiap kendaraan memiliki kontribusi masing-masing pada terjadinya kemacetan maupun kecelakaan lalu lintas. Faktor lain yang turut berperan pada kemacetan yaitu masih minimnya minat masyarakat untuk memanfaatkan alat transportasi umum.
Isu lain yang masih menjadi polemik adalah belum adanya pembagian lajur jalan khusus untuk pengendara sepeda motor. Menurut penelitian mahasiswa teknik sipil dan lingkungan Institut Teknologi Bandung tahun 2009, penerapan alternatif penanganan ruas jalan berupa lajur khusus dan lajur lambat untuk pengendara sepeda motor mampu meningkatkan kecepatan jalan (running speed) rata-rata mobil penumpang. Hasil penelitian Zukhruf dkk. memperlihatkan kecepatan mobil penumpang naik dari 28,88 Km/jam menjadi 48,88 Km/jam ketika sepeda motor dipisahkan dari lajur utama. Dengan demikian, pembuatan lajur khusus sepeda motor dapat menjadi salah satu alternatif solusi untuk mengurangi masalah kemacetan.
Berbagai dinamika penggunaan sepeda motor memang menuai banyak masalah namun juga tak sedikit memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Perbaikan pada aspek kesehatan, keselamatan, regulasi, sarana dan prasarana transportasi, diharapkan dapat membuat sepeda motor menjadi alat transportasi masyarakat yang lebih aman dan nyaman di masa yang akan datang. Semoga!
Daftar Referensi
1. Indri K. 2010. Stress pengendara motor [disitasi tanggal 17 Juli 2010]. Diunduh dari: http://darkness-indri.blogspot.com/2010/03/stress-pengendara-motor.html
2. Berita2.Com. 2010. Jumlah sepeda motor di Jakarta hampir sama dengan jumlah penduduk [disitasi tanggal 17 Juli 2010]. Diunduh dari: http://www.berita2.com/metropolitan/umum/5501-jumlah-sepeda-motor-di-jakarta-hampir-sama-dengan-jumlah-penduduk.html
3. Zukhruf S., Wibowo S.S., Frazila R.B. 2009. Kajian efektivitas jalur sepeda sepeda motor pada jalan perkotaan dengan menggunakan model microsimulations [disitasi tanggal 17 Juli 2010]. Diunduh dari: repository.petra.ac.id/14458/1/112.pdf
4. Gambar diambil dari http://www.google.com

0 komentar:

Posting Komentar

ANGKUTAN UMUM ADALAH MASA DEPAN BANGSA,,,,